Pages

Kamis, 02 Januari 2014


Hal yang Dilakukan Saat Berpuasa
Ika Sari Wahyuni

Puasa adalah sarana mengistirahatkan tubuh dari segala aktivitas, terutama sistem pencernaan. Sebagai seorang muslim, kita hendaknya sangat beruntung karena puasa dapat menyehatkan dan memelihara kesehatan tubuh. Hal ini didukung oleh ilmu kedokteran modern, salah satunya pernyataan seorang dokter dari Prancis yang pernah meraih nobel kedokteran, yaitu Dokter Alexis Carrel. Beliau mengatakan:
"Kalaupun pada awal puasa terasa lapar dan kadang-kadang terjadi gangguan urat saraf hingga merasakan lemas, akan timbul fenomena tersembunyi yang jauh lebih baik dan lebih penting setelah itu. Pada saat itu terjadi sirkulasi darah bersamaan dengan terjadinya pembakaran lemak yang tertimbun di bawah kulit lalu ia akan menggerakkan semua urat saraf dengan berbagai variabelnya yang khusus untuk menjaga agar tetap stabil dan berada dalam kondisi sempurna demi menjaga keselamatan fungsi dan kerja jantung."
Namun, puasa yang menyehatkan memiliki aturannya sendiri. Puasa yang dilaksanakan dengan salah juga dapat menyebabkan penyakit. Awalnya, puasa bertujuan untuk meringakan kerja lambung, namun pelaksanaan puasa yang salah justru membuat kerja lambung semakin berat. Lalu, bagaimana cara melaksanakan puasa yang benar?. Berikut beberapa saran pelaksanaannya.
1.     Mengatur Porsi Makan
Hal yang paling pertama dilakukan saat puasa adalah mengatur porsi makan, baik saat sahur maupun berbuka. Segala sesuatu memang ada porsinya, tidak kekurangan maupun berlebihan, termasuk makan saat menjalankan ibadah puasa. Porsi makan yang seimbang saat berpuasa adalah 30 – 35% saat sahur, 10 – 15% saat pertama berbuka, 30 – 35% saat makan malam setelah salat magrib, dan 10 – 15% setelah salat tarawih.


2.     Makanan yang Dibatasi dan Dianjurkan
Makanan yang dianjurkan adalah makanan manis yang mengandung gula sederhana, misalnya kurma atau manisan. Selama berpuasa asupan makanan dihentikan sehingga persediaan energi dibatasi dan tubuh terasa lemas. Oleh sebab itu, saat berbuka dianjurkan berbuka dengan yang manis (gula sederhana) karena gula sederhana cepat diserap oleh tubuh. Dengan demikian, asupan energi lebih cepat didapatkan. Selain itu, gula sederhana sangat baik diterima oleh lambung karena tidak membuat lambung kaget setelah beberapa jam lambung tidak bekerja.
Selain ada makanan yang dianjurkan, ada juga makanan yang sebaiknya dihentikan atau dibatasi. Makanan yang dihentikan atau dibatasi adalah makanan yang memberatkan kerja lambung. Berikut makanan-makanan yang memberatkan lambung.
a.     Makanan yang memicu pengeluaran asam lambung berlebihan, misalnya makanan yang mengandung kafeina, seperti teh dan kopi.
b.     Kurangi tingkat pedas dan asam untuk menjaga permukaan lambung.
c.      Kurangi gorengan kerena dapat meningkatkan penyerapan sel-sel lemak dalam tubuh.
d.     Minuman es karena mudah membekukan lemak dalam tubuh sehingga perut lebih cepat kenyang dan asupan makanan terhambat.

3.     Tidak Tidur Setelah Sahur
Tidur setelah makan sangat tidak dianjurkan, baik secara ilmiah maupun secara agama. Tidur setelah sahur menyebabkan percernaan terhambat karena makanan tertahan di lambung. Akibatnya, lemak akan menumpuk di dalam tubuh sehingga terjadilah penggemukan. Selain itu, tidur setelah makan memicu naiknya asam lambung ke tenggorokan sehingga memicu gangguan kerongkongan dan esofagus. Hal yang paling tidak diingikan adalah terjadinya stroke karena terhambatnya aliran gula darah dalam tubuh.

4.     Tidak Berlebihan Saat Berbuka
Terkadang sering kita merasa ingin “balas dendam” saat berbuka puasa. Dengan kata lain, makan segala yang kita inginkan saat berbuka puasa setelah menahan haus dan lapar seharian. Hal tersebut sangat tidak tidak dianjurkan, baik dalam agama maupun kedokteran. Selama berpuasa, lambung diistirahatkan dan tidak tidak diisi sama sekali. Jika lambung dipaksa menerima makanan secara berlebihan dalam waktu cepat maka lambung akan berkontraksi lebih cepat sehingga menyebabkan perut mual dan sakit.
Pada saatnya berbuka, hendaknya mengisi lambung dengan komposisi sedikit dan secara perlahan-lahan sehingga memberikan waktu untuk lambung beradaptasi. Kita dapat makan lagi setelah beberapa jeda waktu sehingga lambung dapat bekerja dengan ringan dan santai.


Puasa memang membawa hikmah, di antaranya adalah sabar dan menahan dari segala hawa nafsu. Tidak hanya sabar dan menahan saat berpuasa, tetapi kita juga diuji saat sahur dan berbuka. Puasa dapat dikatakan sehat jika dijalankan dengan baik dan benar sehingga hanya kita yang dapat menentukan seberapa berkahkah puasa tersebut.

Daftar Pustaka:
As-Syyid, Abdul Basith Muhammad. 2007. Pola Makan Rasulullah. Jakarta: Almahira.
Heliana, Lia. 2007. From Kitchen with Love. Jakarta: Republika .

Sumber Internet:
http://health.detik.com/read/2013/07/10/180916/2298525/775/saat-berbuka-jangan-kalap-jika-tak-ingin-sakit-perut?880004755[15/07/2013:03:00]