Hal yang Dilakukan Saat Berpuasa
Ika Sari Wahyuni
Puasa adalah sarana mengistirahatkan tubuh dari segala aktivitas,
terutama sistem pencernaan. Sebagai seorang muslim, kita hendaknya sangat
beruntung karena puasa dapat menyehatkan dan memelihara kesehatan tubuh. Hal
ini didukung oleh ilmu kedokteran modern, salah satunya pernyataan seorang
dokter dari Prancis yang pernah meraih nobel kedokteran, yaitu Dokter Alexis
Carrel. Beliau mengatakan:
"Kalaupun pada awal puasa terasa lapar dan kadang-kadang
terjadi gangguan urat saraf hingga merasakan lemas, akan timbul fenomena
tersembunyi yang jauh lebih baik dan lebih penting setelah itu. Pada saat itu
terjadi sirkulasi darah bersamaan dengan terjadinya pembakaran lemak yang
tertimbun di bawah kulit lalu ia akan menggerakkan semua urat saraf dengan
berbagai variabelnya yang khusus untuk menjaga agar tetap stabil dan berada
dalam kondisi sempurna demi menjaga keselamatan fungsi dan kerja jantung."
Namun, puasa yang menyehatkan memiliki aturannya sendiri. Puasa
yang dilaksanakan dengan salah juga dapat menyebabkan penyakit. Awalnya, puasa
bertujuan untuk meringakan kerja lambung, namun pelaksanaan puasa yang salah
justru membuat kerja lambung semakin berat. Lalu, bagaimana cara melaksanakan
puasa yang benar?. Berikut beberapa saran pelaksanaannya.
1. Mengatur Porsi Makan
Hal yang
paling pertama dilakukan saat puasa adalah mengatur porsi makan, baik saat
sahur maupun berbuka. Segala sesuatu memang ada porsinya, tidak kekurangan
maupun berlebihan, termasuk makan saat menjalankan ibadah puasa. Porsi makan
yang seimbang saat berpuasa adalah 30 – 35% saat sahur, 10 – 15% saat pertama
berbuka, 30 – 35% saat makan malam setelah salat magrib, dan 10 – 15% setelah
salat tarawih.
2. Makanan yang
Dibatasi dan Dianjurkan
Makanan
yang dianjurkan adalah makanan manis yang mengandung gula sederhana, misalnya
kurma atau manisan. Selama berpuasa asupan makanan dihentikan sehingga persediaan
energi dibatasi dan tubuh terasa lemas. Oleh sebab itu, saat berbuka dianjurkan
berbuka dengan yang manis (gula sederhana) karena gula sederhana cepat diserap
oleh tubuh. Dengan demikian, asupan energi lebih cepat didapatkan. Selain itu,
gula sederhana sangat baik diterima oleh lambung karena tidak membuat lambung
kaget setelah beberapa jam lambung tidak bekerja.
Selain
ada makanan yang dianjurkan, ada juga makanan yang sebaiknya dihentikan atau
dibatasi. Makanan yang dihentikan atau dibatasi adalah makanan yang memberatkan
kerja lambung. Berikut makanan-makanan yang memberatkan lambung.
a. Makanan yang memicu pengeluaran asam
lambung berlebihan, misalnya makanan yang mengandung kafeina, seperti teh dan
kopi.
b. Kurangi tingkat pedas dan asam untuk
menjaga permukaan lambung.
c. Kurangi gorengan kerena dapat
meningkatkan penyerapan sel-sel lemak dalam tubuh.
d. Minuman es karena mudah membekukan lemak
dalam tubuh sehingga perut lebih cepat kenyang dan asupan makanan terhambat.
3. Tidak Tidur Setelah
Sahur
Tidur
setelah makan sangat tidak dianjurkan, baik secara ilmiah maupun secara agama.
Tidur setelah sahur menyebabkan percernaan terhambat karena makanan tertahan di
lambung. Akibatnya, lemak akan menumpuk di dalam tubuh sehingga terjadilah penggemukan.
Selain itu, tidur setelah makan memicu naiknya asam lambung ke tenggorokan
sehingga memicu gangguan kerongkongan dan esofagus. Hal yang paling tidak
diingikan adalah terjadinya stroke karena terhambatnya aliran gula darah dalam
tubuh.
4. Tidak Berlebihan
Saat Berbuka
Terkadang
sering kita merasa ingin “balas dendam” saat berbuka puasa. Dengan kata lain,
makan segala yang kita inginkan saat berbuka puasa setelah menahan haus dan
lapar seharian. Hal tersebut sangat tidak tidak dianjurkan, baik dalam agama
maupun kedokteran. Selama berpuasa, lambung diistirahatkan dan tidak tidak
diisi sama sekali. Jika lambung dipaksa menerima makanan secara berlebihan
dalam waktu cepat maka lambung akan berkontraksi lebih cepat sehingga
menyebabkan perut mual dan sakit.
Pada
saatnya berbuka, hendaknya mengisi lambung dengan komposisi sedikit dan secara
perlahan-lahan sehingga memberikan waktu untuk lambung beradaptasi. Kita dapat
makan lagi setelah beberapa jeda waktu sehingga lambung dapat bekerja dengan
ringan dan santai.
Puasa
memang membawa hikmah, di antaranya adalah sabar dan menahan dari segala hawa
nafsu. Tidak hanya sabar dan menahan saat berpuasa, tetapi kita juga diuji saat
sahur dan berbuka. Puasa dapat dikatakan sehat jika dijalankan dengan baik dan
benar sehingga hanya kita yang dapat menentukan seberapa berkahkah puasa
tersebut.
Daftar Pustaka:
As-Syyid, Abdul Basith Muhammad. 2007. Pola
Makan Rasulullah. Jakarta: Almahira.
Heliana, Lia. 2007. From Kitchen with
Love. Jakarta: Republika .
Sumber Internet:
http://health.detik.com/read/2013/07/10/180916/2298525/775/saat-berbuka-jangan-kalap-jika-tak-ingin-sakit-perut?880004755[15/07/2013:03:00]